Permohonan Pada Bintang

Minggu, 20 Maret 2011
Bintang yang bersinar terang
Sampaikanlah salamku pada dia yang hilang
Hilangkanlah deru yang menyala nyalang
Agar hati kembali terang

Bintang yang membumbung jauh di angkasa
Sampaikanlah rinduku pada dia di angkasa
Sembuhkanlah perih yang semakin terasa
Agar hati menjadi perkasa

Bintang yang tak terjamah
Kuatkanlah raga agar tak mengalah
Bimbinglah jiwa agar tak patah
Tuntunlah hati yang semakin salah

Bintang yang berkerlip perak
Rangkullah bimbang semakin mengerak
Getar suara semakin serak
Hingga akhir nyawa berdederak

Malaikat Terbuang

Terpaku aku menatap malaikat yang terbuang
Sayap putih terbakar semakin garang
Mata nanar semakin nyalang
Raga tak fana semakin hilang

Terpaku aku menatap malaikat yang terbakar
Semakin hitam ditelan iman tanpa akar
Wajah rupawan hilang bagai kelakar
Jiwa rapuh mendebu bagai tercakar

Terpaku aku menatap malaikat yang musnah
Ditelan deru seribu anak panah
Bersama dosa yang membelit tanah
Hilang tanpa sisa menjerit musnah

Hilang

Saat semua berlalu
Hati ini menjadi kelu
Senyum pun menjadi pilu
Tersisa tawa tergurat sembilu

Saat semua berakhir
Sang raja kehilangan selir
Hilang musnah menjadi getir
Sisakan tangis semakin anyir

Saat semua makin membeku
Senyum pun menjadi kaku
Raga bagai terpaku
Terempas takdir yang berlaku

Saat semua mulai mengering
Jiwa ini semakin kering
Nyiur waktu semakin nyaring
Menggerus fana tanpa berpaling

Awal

Disana aku bertemu denganmu
Saat hati semakin jemu
Saat bayang semakin semu
Terketuk hati gairah bertamu

Bayang gelap sirna sudah
Berganti mentari senyap hilang lelah
Angin dingin sayup terbelah
Angin hangat sepoi di relung celah

Waktu berlalu berganti bulan
Hangat terasa berubah pelan
Dingin lalu hilang perlahan
Masa gelap hilang penampilan

Bulan pergi datang tahun
Fikir polos tak lagi melamun
Hilang gundah takdir tertenun
Hingga senyum diam tertegun

Aku

Aku telah lama menjadi buta
Buram menata hati tanpa cinta
Memasung derita kian renta
Menjerat emosi kian meronta

Aku telah lama menjadi bisu
Tergagap kelu semakin lesu
Gaung tawa kian membisu
Jerit pilu semakin lesu

Aku telah lama menjadi tuli
Hati beku tak bisa kembali
Nadi rapuh tergores berkali
Hiraukan jerit semakin tuli

Aku telah kehilangan cinta
Menggila menyiksa raga kian renta
Menutup hati palingkan pinta
Berkelana arah tak terpeta

Telah kututup hati yang kian beku
Menapak jalan terbentang berliku
Gontai di kaki semakin kaku
Tergerus habis arus sang waktu