Bintang yang bersinar terang
Sampaikanlah salamku pada dia yang hilang
Hilangkanlah deru yang menyala nyalang
Agar hati kembali terang
Bintang yang membumbung jauh di angkasa
Sampaikanlah rinduku pada dia di angkasa
Sembuhkanlah perih yang semakin terasa
Agar hati menjadi perkasa
Bintang yang tak terjamah
Kuatkanlah raga agar tak mengalah
Bimbinglah jiwa agar tak patah
Tuntunlah hati yang semakin salah
Bintang yang berkerlip perak
Rangkullah bimbang semakin mengerak
Getar suara semakin serak
Hingga akhir nyawa berdederak
The story about my little world
Permohonan Pada Bintang
Posted by
Cikal Zumara Permana
at
14.30
Minggu, 20 Maret 2011
Labels:
Puisi
0
comments
Malaikat Terbuang
Posted by
Cikal Zumara Permana
at
14.30
Terpaku aku menatap malaikat yang terbuang
Sayap putih terbakar semakin garang
Mata nanar semakin nyalang
Raga tak fana semakin hilang
Terpaku aku menatap malaikat yang terbakar
Semakin hitam ditelan iman tanpa akar
Wajah rupawan hilang bagai kelakar
Jiwa rapuh mendebu bagai tercakar
Terpaku aku menatap malaikat yang musnah
Ditelan deru seribu anak panah
Bersama dosa yang membelit tanah
Hilang tanpa sisa menjerit musnah
Sayap putih terbakar semakin garang
Mata nanar semakin nyalang
Raga tak fana semakin hilang
Terpaku aku menatap malaikat yang terbakar
Semakin hitam ditelan iman tanpa akar
Wajah rupawan hilang bagai kelakar
Jiwa rapuh mendebu bagai tercakar
Terpaku aku menatap malaikat yang musnah
Ditelan deru seribu anak panah
Bersama dosa yang membelit tanah
Hilang tanpa sisa menjerit musnah
Labels:
Puisi
0
comments
Hilang
Posted by
Cikal Zumara Permana
at
14.29
Saat semua berlalu
Hati ini menjadi kelu
Senyum pun menjadi pilu
Tersisa tawa tergurat sembilu
Saat semua berakhir
Sang raja kehilangan selir
Hilang musnah menjadi getir
Sisakan tangis semakin anyir
Saat semua makin membeku
Senyum pun menjadi kaku
Raga bagai terpaku
Terempas takdir yang berlaku
Saat semua mulai mengering
Jiwa ini semakin kering
Nyiur waktu semakin nyaring
Menggerus fana tanpa berpaling
Hati ini menjadi kelu
Senyum pun menjadi pilu
Tersisa tawa tergurat sembilu
Saat semua berakhir
Sang raja kehilangan selir
Hilang musnah menjadi getir
Sisakan tangis semakin anyir
Saat semua makin membeku
Senyum pun menjadi kaku
Raga bagai terpaku
Terempas takdir yang berlaku
Saat semua mulai mengering
Jiwa ini semakin kering
Nyiur waktu semakin nyaring
Menggerus fana tanpa berpaling
Labels:
Puisi
0
comments
Awal
Posted by
Cikal Zumara Permana
at
14.29
Disana aku bertemu denganmu
Saat hati semakin jemu
Saat bayang semakin semu
Terketuk hati gairah bertamu
Bayang gelap sirna sudah
Berganti mentari senyap hilang lelah
Angin dingin sayup terbelah
Angin hangat sepoi di relung celah
Waktu berlalu berganti bulan
Hangat terasa berubah pelan
Dingin lalu hilang perlahan
Masa gelap hilang penampilan
Bulan pergi datang tahun
Fikir polos tak lagi melamun
Hilang gundah takdir tertenun
Hingga senyum diam tertegun
Saat hati semakin jemu
Saat bayang semakin semu
Terketuk hati gairah bertamu
Bayang gelap sirna sudah
Berganti mentari senyap hilang lelah
Angin dingin sayup terbelah
Angin hangat sepoi di relung celah
Waktu berlalu berganti bulan
Hangat terasa berubah pelan
Dingin lalu hilang perlahan
Masa gelap hilang penampilan
Bulan pergi datang tahun
Fikir polos tak lagi melamun
Hilang gundah takdir tertenun
Hingga senyum diam tertegun
Labels:
Puisi
0
comments
Aku
Posted by
Cikal Zumara Permana
at
14.28
Aku telah lama menjadi buta
Buram menata hati tanpa cinta
Memasung derita kian renta
Menjerat emosi kian meronta
Aku telah lama menjadi bisu
Tergagap kelu semakin lesu
Gaung tawa kian membisu
Jerit pilu semakin lesu
Aku telah lama menjadi tuli
Hati beku tak bisa kembali
Nadi rapuh tergores berkali
Hiraukan jerit semakin tuli
Aku telah kehilangan cinta
Menggila menyiksa raga kian renta
Menutup hati palingkan pinta
Berkelana arah tak terpeta
Telah kututup hati yang kian beku
Menapak jalan terbentang berliku
Gontai di kaki semakin kaku
Tergerus habis arus sang waktu
Buram menata hati tanpa cinta
Memasung derita kian renta
Menjerat emosi kian meronta
Aku telah lama menjadi bisu
Tergagap kelu semakin lesu
Gaung tawa kian membisu
Jerit pilu semakin lesu
Aku telah lama menjadi tuli
Hati beku tak bisa kembali
Nadi rapuh tergores berkali
Hiraukan jerit semakin tuli
Aku telah kehilangan cinta
Menggila menyiksa raga kian renta
Menutup hati palingkan pinta
Berkelana arah tak terpeta
Telah kututup hati yang kian beku
Menapak jalan terbentang berliku
Gontai di kaki semakin kaku
Tergerus habis arus sang waktu
Labels:
Puisi
0
comments
Langganan:
Komentar (Atom)
Twitter Updates
Total Pageviews
Categories
- Puisi (5)
Popular Posts
-
Aku telah lama menjadi buta Buram menata hati tanpa cinta Memasung derita kian renta Menjerat emosi kian meronta Aku telah lama menjadi...
-
Hello world, post pertama gue setelah posting puisi-puisi yang gue bikin pas bosen di sekolah. Entah kenapa belakangan ini pengen aja ras...
-
Saat semua berlalu Hati ini menjadi kelu Senyum pun menjadi pilu Tersisa tawa tergurat sembilu Saat semua berakhir Sang raja kehilanga...
-
Disana aku bertemu denganmu Saat hati semakin jemu Saat bayang semakin semu Terketuk hati gairah bertamu Bayang gelap sirna sudah Berg...